Kamis, 25 Juni 2009

LPJ

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)
STMIK MIC CIKARANG
PERIODE 2008 / 2009

Segala puji dan syukur hanya berhak kita berikan kepada Allah SWT, sang kekasih abadi yang selalu setia memantau keberadaan hambaNya di bumi yang indah ini, bumi yang menjadi ajang perlombaan para hamba yang mencintaiNya dan selalu mengharapkan perjumpaan denganNya dalam kondisi yang khusnul khatimah. Amin.
Tak terlepas shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan besar, sang inspirator untuk segera bangkit dan berjuang, pejuang sejati, pembela kaum lemah, dan sang revolusioner peradaban, kepada Beliau Nabi Muhammad SAW beserta istri-istrinya, keluarganya, sahabat, para syuhada dan para pengikutnya yang selalu berusaha dan Istiqomah hingga Yaumil Akhir nanti

.
Alhamdulillahi robbil’alamiin, Tak terasa setahun sudah amanah sebagai Pengurus BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA telah dijalani. Banyak suka dan duka telah kami lalui. Berbagai tantangan roda organisasi datang silih berganti mewarnai pelaksanaan rekomendasi BEM STMIK MIC CIKARANG . Banyak hal yang dapat dipetik dari jalannya roda organisasi ini, baik itu bersifat internal maupun eksternal. Banyak pula hal yang telah menghiasi perjalanan itu, mulai dari suka, duka, bahagia, bahkan sampai ketika kita tidak bisa menterjemahkan rasa apakah itu ? Seiring telah berjalannya periode kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa periode 2008 / 2009 atau menurut keputusan BEM, maka kami selaku pengurus mencoba untuk menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya dan berusaha untuk memberikan yang terbaik walaupun di tengah perjalanan kepengurusan ini kami mengalami hambatan dengan tervakumnya kepengurusan dikarenakan beberapa faktor. Tetapi kami tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dari beberapa program kerja yang kami rencanakan dan dapat terealisasi sebelum tervakumnya kepengurusan walaupun kami sadari lebih banyak Planning kerja yang tidak terealisasikan. Karena sesungguhnya kita hanya pantas untuk merencanakan namun Allah berkehendak lain, andaipun adanya sebuah keberhasilan dari program yang terlaksana itu tidak terlepas dari bantuan-Nya dan berkat usaha teman-teman yang tetap teguh pendirian menjalankan usaha ini.


Sekali lagi tidak ada keberhasilan yang sempurna selain keberhasilan rencana-rencana Allah SWT, namun hendaknya suatu keberhasilan tidaklah dilihat dari faktor hasil yang tercapai maupun kegagalan yang terjadi, tetapi lebih indah jika dilihat dari faktor proses tercapainya tujuan tersebut ataupun usaha-usaha maksimal yang telah dilaksanakan. Karena dari proses itulah banyak hikmah yang dapat kita pelajari dan menjadi acuan pada kepengurusan berikutnya.


Tak jauh berbeda dengan tujuan Laporan Pertanggungjawaban pada umumnya, maka kami berharap jika laporan jauh dari harapan dan kenyataan namun laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebuah rujukan maupun pelajaran yang sangat berharga bagi kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa 2008 / 2009 pada khususnya maupun kepengurusan BEM berikutnya dan menjadi sebuah momentum untuk menjadikan periode kepengurusan ke depan akan lebih baik dan BEM ke depan akan lebih professional. Tiada embun yang lebih bening selain kebeningan hati, tulusnya jiwa membuka pintu maaf. Kami pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa STMIK MIC CIKARANG 2008 / 2009 memohon maaf akan kekurangan dan kekhilafan dalam melaksanakan amanah ini.


I. PENDAHULUAN

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mengadakan segala sesuatu disertai kelembutan kekuasaan-Nya dan keunikan ciptaan-Nya. Shalawat berangkai salam semoga tetap tercurahkan kepada sang pelita kehidupan, pembebas manusia dari gelapnya kebodohan, Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang senantiasa istiqomah dan selalu merindukan bertemu wajah kekasih abadi, Allah SWT. Seperti pada umumnya fungsi dari seorang Ketua adalah sebagai pucuk komando dan kontroling dalam sebuah organisasi, dengan tidak mengesampingkan tugasnya dalam upaya mengembangakan organisasi secara eksternal. Jika didalam organisasi tersebut telah terdapat sekjen, dalam kinerjanya, ketua dapat dibantu dalam urusan masalah rumah tangga organisasi yang nantinya ada pembagian tugas antara ketua dan sekjend yakni pengurusan permasalahan eksternal dan internal.


Dengan memberikan konsepnya, ketua mengarahkan alur dan arahan kinerja organisasi pada periode yang ia pimpin. Dalam fungsinya yang lebih cenderung kepada urusan eksternal. Ketua memiliki fungsi untuk dapat mengembangkan dan membuka jaringan untuk organisasi. Kondisi Internal Keanggotaan BEM STMIK MIC CIKARANG . Pada dasarnya keanggotaan BEM STMIK MIC CIKARANG 2008 / 2009 merupakan perwakilan dengan jumlah/quota yang diupayakan seimbang antar calon pengurus dari setiap jurusan. Ini merupakan kebijakan yang diambil ketua dan sekjend dengan memperhatikan berbagai kondisi dan prosedur yang ada dengan mekanisme penunjukan secara langsung.


II. KEPENGURUSAN BEM

Dengan penuh kesadaran, ketika mengemban amanat pada priode 2008 / 2009 kami merasakan besarnya tanggungjawab yang dipikulkan di pundak kami. Dengan keyakinan dan kemauan serta sikap optimistis akan adanya usaha pembaharuan kearah yang lebih baik, membulatkan tekad kami untuk terus bahu membahu memperjuangkan amanat Mubes I dan aspirasi mahasiswa STMIK MIC CIKARANG Kerja keras dan curahan pemikiran telah kami coba lakukan, namun kami yakin masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan, meskipun telah beberapa hal dapat kami perbuat.


Pada awal kepengurusan, demi tercapainya program kerja masing-masing departement, ketua BEM mengambil kebijakan untuk mengangkat staff-staff departement yang setidaknya terdiri dari mahasiswa semester 3 dengan fungsinya membantu kerja Kepala Departemen dalam menjalankan program kerja serta bertanggungjawab kepada Kepala Departemen. Kebijakan ini diambil sebagai upaya pengembangan potensi Mahasiswa baru khususnya dalam berorganisasi dan juga sebagai upaya kaderisasi BEM. Namun kebijakan ini kurang ada follow up, sehingga kebijakan ini dipandang hanya sekedar wacana belaka. Jumlah pengurus BEM semula yang menduduki fungsi struktural adalah 28. Para pengurus diharapkan mampu memegang peran dan fungsi yang aspiratif dari setiap jurusannya dan juga dapat memegang tanggungjawab serta bekerja secara optimal demi kelangsungan roda organisasi ke depannya.


Dalam perjalanan kepengurusan, mulai nampak kinerja setiap pengurus. Dari semua pengurus, hanya ada kisaran 30% (6 orang) pengurus yang terbilang aktif, sedangkan sisanya terkendala dengan urusan individu dan tuntutan akademis masing-masing pengurus. Melalui Kebijakan Presiden Mahasiswa pengurus yang tidak aktif dinonaktifkan secara langsung.


A. Susunan Kepengurusan BEM 2008 / 2009

Presiden

:

Azmil Fauzi

Wakil Presiden

Darji

Departement Komunikasi dan Informasi

Divisi Perencanaan Data dan Informasi

Nurmala

Divisi Perencanaan Data dan Informasi

Lala Yulaelawati

M. Lutfi

Departement Keuangan

Divisi Anggaran

Linsara

Lina W

Divisi Usaha Mandiri

Budiono

Khoirul Anwar

Departement Kegiatan Operasional

Divisi Kegiatan

Teten Hudaeni

Divisi Teknik Operasional

Dedi Supeno

Departement Sosial Kemasyarakatan

Divisi Pengabdian Masyarakat

Roni

Amin Y

Divisi Pelayanan Publik

Dian Y

Wati


B. Presensi Pengurus BEM 2008 / 2009

Kinerja pengurus merupakan faktor utama kesuksesan organisasi, dan selalu menjadi permasalahan utama dari tahun ke tahun. Jumlah pengurus yang terbilang sedikit (6 Orang) tidak diikuti dengan langkah pembinaan yang bersifat peningkatan berkala, sehingga akhirnya mengalami stagnasi dalam beraktifitas dikarenakan berbagai macam permasalahan internal seperti ketidakpahaman mengenai prinsip pergerakan BEM, manajemen organisasi sehingga mereka tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan di BEM. Hal ini sebenarnya bukan hanya menjadi prioritas bagi para pengurus BEM, namun juga bagi seluruh komponen mahasiswa yang ada di STMIK MIC CIKARANG .


Langkah awal sebagai solusi dalam menangani masalah ini ke depan adalah dimulai dengan perumusan pola kaderisasi yang jelas pada setiap organisasi kemahasiswaan STMIK MIC CIKARANG yang di dalamnya tercakup juga pembinaan-pembinaan kepemimpinan, manajemen organisasi, pelatihan-pelatihan, pengkajian isu-isu sosial politik dll sehingga pada saat berada dalam kepengurusan BEM, pengurus sudah memiliki bekal pemahaman mengenai prinsip pergerakan BEM dan mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan di BEM. Perumusan pola kaderisasi ini diharapkan berawal dari organisasi-organisasi yang secara struktural berada di bawah naungan BEM seperti UKM. Karena diharapkan UKM juga bisa dijadikan sebagai wadah awal mula karier pengurus dalam berorganisasi dalam pembangunan penguatan manajemen internal kemahasiswaan STMIK MIC CIKARANG . Selain itu, pertemuan-pertemuan rutin yang memungkinkan untuk berkumpulnya seluruh pengurus BEM dalam rangka penyatuan pemikiran, konsep, ideologi, dan persaudaraan antar pengurus diharapkan juga bisa terlaksana sebagai langkah konkrit tercapainya tujuan organisasi BEM STMIK MIC CIKARANG ke depannya


III. NARASI PERJALANAN KERJA DEPARTEMENT

Tak terasa sudah satu tahun lebih kepengurusan BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA ini telah mengalami regenerasi dan penggantian kepengurusan baru. Dalam perjalananya banyak sekali dinamika yang dialami. Ketua seperti yang telah tercantum dalam uraian singkat pedahuluan diatas, berperan sebagai pelaksana tugas-tugas berupa POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling) ternyata belum bisa dikatakan cukup baik. Adanya penilaian belum cukup baik ini mungkin bisa dilihat jika kita melakukan refleksi ke belakang. Pada mulanya dengan format dan konsep yang telah digodok bersama oleh beberapa tim yang terdiri dari ketua dan beberapa senior BEM lainnya telah melahirkan suatu konsep yang diturunkan kepada frame of thinking dan frame of work BEM. Hal ini menimbulkan semangat untuk melangkah pada waktu yang akan datang dengan harapan dapat lebih berjalan lebih baik. Namun, ternyata harapan atau prediksi ini cukup dapat dikatakan meleset dari apa yang telah diperkirakan. Muncul tidak adanya kejelasan-kejelelasan dalam tubuh organisasi, terutama setelah selesainya pelakasanaan rapat kerja.
Ketua sebagai pucuk pimpinan dalam hal ini sudah mendapat kurang bisa memberikan nilai-nilai strategis dalam penentuan planning yang telah ditentukan, selain dalam koridor planning akan program kerja. Tidak hanya itu, ketidakjelasan juga terjadi ditubuh manajemen organisasi itu sendiri, sistem dan kondisi rapat yang selalu hanya bersifat informatif dan tagihan atas kinerja harian, serta selalu tidak komplitnya peserta rapat merupakan salah satu yang memicu adanya ketidakoptimalan dalam majelis koordinasi ini. Manajemen organisasi internal yang dilakukan dalam tubuh BEM STMIK MIC CIKARANG sendiri kurang bisa optimal. Semangat para pengurus yang cukup membara diawal sudah mulai nampak lesu ditengah perjalannya. Hal ini juga dipicu dengan tidak tertibnya administrasi organisasi yang ada dan tidak bagusnya sistem informasi manajemen organisasi yang ada, sehingga hal ini menyebabkan para pengurus seolah terkungkung dalam birokrasi organisasi itu sendiri.


Belum selesai permasalahan internal yang cukup akut tersebut, muncul lagi adanya Kepasifan/kevakuman Presiden dan keinginan pengunduran diri beberapa Kepala Departement. Yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga mempengaruhi berubahnya strategi dan mulai berfikir kembali untuk menambal kekosongan ini. Ketua mengambil keputusan yang terkesan otoriter untuk langsung mengambil kebijakan segera agar dilaksanakan. Akhirnya tidak ada kejelasan dari Job Desc yang telah diketahui oleh masing-masing kepengurusan sebelumnya. Masih banyak lagi koreksi dari kepengurusan tahun ini yang berkaitan dengan sistem kontrol, perencanaan, manajemen organisasi, dan pelaksanaan organisasi internal yang belum disebutkan.


Secara sistematis dapat peta permasalahan yang dihadapi setelah ketua melakukan observasi ke tubuh internal, sebagai berikut :

1. Kurangnya Pemahaman Job Desc,


Hal ini sebenarnya sudah terjawab dengan adanya masing-masing program kerja yang telah diturunkan oleh masing-masing koordinator departemen. Sebab secara tidak langsung koordinator departemen ketika merancang program kerja dan disahkannya program kerja itu dalam rapat kerja adalah telah sesuai dengan job desc yang telah ada dan disepakati bersama dengan tidak melenceng konsep awal.

2. Ketidakjelasan Sistem Gerak,


Ini menunjukkan BEM seolah bergerak secara sendiri-sendiri. Asumsi awal tentang kekeliruan pembacaan pola dinamika organisasi membuat pemimpin salah dalam pengambilan langkah ketika ia menetapkan sistem kerja optimalisasi per-departemen (hanya pada 1 departemen) dalam konsep siklus. Sehingga bentuk kerja yang ada seolah terlihat bekerja sendiri-sendiri. Walaupun telah terlihat dalam tataran konsep, bahwa gerak BEM STMIK MIC CIKARANG merupakan bentuk gerak organisasi siklus kerja. Hal ini menyebabkan filosofi frame of thinking BEM STMIK MIC CIKARANG kurang bisa diaplikasikan dalam tataran aplikatif oleh team work yang solid.

3. Kurangnya Komunikasi,


Kami meyadari pada kondisi internal kami banyak sekali permasalahan yang belum terselesaikan. Mulai dari jadwal rapat yang awalnya tersusun secara rapi tiap minggu, lama kelamaan menjadi tidak terjadwal sehingga tidak adanya koordinasi yang jelas antar pengurus. Hal ini merupakan salah satu cerminan dari minimnya komunikasi antar pengurus.

4. Rasa Tanggungjawab,


Tidak semua pengurus memiliki tanggungjawab penuh terhadap masalah atau kerja yang dihadapi sehingga hal ini berpengaruh terhadap komitmen dan keberlanjutan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi akibatnya banyak permasalahan yang menumpuk dan mulai terlupakan. Bahkan ada yang sengaja sebagian pengurus bermalas-malasan, cuek (bahasa kerennya meng-akali) terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini berimbas pada program kerja yang telah disepakati.

5. Kurangnya Koordinasi BEM dan UKM


Kami menyadari kurangnya koordinasi antara BEM dengan organisasi kemahasiswaan lainnya yang berada dibawah naungan BEM sangat kurang sekali. Untuk itu kami menyarankan pada kepengurusan BEM berikutnya untuk mengadakan koordinasi berupa rakor (Rapat Koordinasi) dengan organisasi kemahasiswaan yang berada dibawah naungan setidaknya setiap 3 bulan sekali agar tercipta mekanisme koordinasi yang jelas, untuk itu perlu juga diatur dalam ART BEM mengenai mekanisme koordinasi.

6. Banyaknya Keikutsertaan Organisasi Lain


Hal ini tidak bisa dipungkiri karena yang namanya Mahasiswa identik dengan kaum intelektual dan Aktivis yang nota benenya memiliki banyak pengalaman berorganisasi. Sebagian besar pengurus memiliki lebih dari satu kepengurusan orgaisasi. Hal ini membuat komitmen yang telah disepakati terabaikan, bahkan cenderung memilih organisasi luar. Penyebabnya sederhana yakni karena faktor ekonomi/keuntungan, relasi, politik, dan sebaginya.

Namun, kendala yang ada tidaklah kemudian menurunkan semangat untuk bekerja dan bertanggungjawab. Ini adalah suatu amanah yang harus kami emban walapun kami tahu seberapa kekuatan kami. Banyak program kerja dan proyek-proyek besar tak dapat kami realisasikan, namun tak sedikit pula proyek-proyek yang telah kami realisasikan.


IV. PENGIMPLEMENTASIAN PROGRAM

A. Realisasi Program Kerja Presiden Bem

Beberapa program kerja yang direncanakan, alhamdulillah dapat dilaksanakan walaupun tidak seoptimal dari apa yang diharapkan, Alhamdulillah, berikut ini adalah program kerja yang telah terealisasi selama kepengurusan ini :


Pada awal kepengurusan, BEM STMIK MIC CIKARANG mengawali kegiatannya dengan Acara OPDA 2008 di Hom Pim Pa Lippo Cikarang . Di bawah naungan Depatemen Kegiatan Operasional kegiatan tersebut cukup sukses, karena acara diketuai oleh Saudara Budiono yang cukup bijak dalam memimpin anggota dan pesertanya.


Sesuai dengan program kerja, pada bulan April Departemen Kegiatan Operasional mengajukan pelaksanaan Iftor Jama’I (Buka Puasa bersama). Tepat pada tanggal 14 dan 21 September 2008 kegiatan tersebut laksanakan. Pada mulanya kegiatan ini hampir mengalami kegagalan karena pada saat persiapan kegiatan terjadi kesalahan teknis yang sempat men-downkan mental panitia. Namun berkat kerja keras dan keimanan serta kesabaran yang tinggi akhirnya pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik. Kesuksesan kegiatan juga dipicu dengan penampilan menawan dari UKM Tearter, dibawah naungan Departemen Seni dan Budaya.


Perjalanan aktivitas BEM tidak begitu lancar. Hampir dua bulan BEM sempat mengalami stagnasi/kevakuman. Sebenarnya tidak ada permasalahan yang serius dihadapi BEM, namun Presiden hanya melakukan tindak kedisiplinan dan evaluasi kerja bagi seluruh pengurus. Sehingga tidak dapat dihindarkan terjadi kemunduran pengurus yang mengakibatkan pengurus-pengurus harus menyesuaikan diri terhadap tanggungajawabnya.


Kerja untuk mewujudkan cita-cita BEM dengan membentuk kader yang tangguh dengan strategi kepemimpinan adalah pekerjaan yang berat, membutuhkan pengorbanan dan kesungguh-sungguhan, dan saya melihat cahaya diatas sana merupakan sebuah kebangkitan. Diharapkan pada BEM yang akan datang, sebagai gerakan yang teruji kredibilitas ilmiah, kader gerakan yang memiliki bargaining position di level elit-elit politik, Gerakan yang massif di Grassroot dan Organisasi yang Establish (kaderisasi, finansial, dan sosial politik) yang mantap. Untuk menjadi gerakan tersebut, BEM STMIK MIC CIKARANG membutuhkan : Penguatan profesionalisme lembaga, Pengokohan kaderisasi, Optimalisasi jaringan, Penguatan Wacana Optimalisasi peran sosial politik, Membangun kemandirian finansial, dan Pengokohan peran pembaerdayaan manusia. Itulah hal-hal yang harus diperhatikan oleh pelanjut tongkat estafet perjuangan ini.


Kawan-kawan yang sangat saya cintai. Satu hal yang menjadi kebanggaan saya selama kepengurusan ini adalah keinginan BEM untuk selalu aktif dan bergerak walau di tengah-tengah komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Semangat teman-teman yang coba membangun BEM walau ada atau tidaknya ketua walaupun terkadang gagal dalam peng-Implementasian, inilah sesungguhnya hakikat sebuah perjuangan yaitu dalam proses perjuangan bukan selalu bertumpu pada hasil, dan satu lagi adalah persaudaraan yang selalu kita jaga walaupun dinamisasi BEM sangat tinggi, perdebatan misalnya namun tudak menimbulkan retaknya persaudaraan diantara kita. Kepada seluruh BEM khususnya Teten Hudaeni, Darji, Budiono, Ipan hmabali, Dian, Lala, Nurmala, Dedi Supeno, Linsara, dan seluruh kawan-kawan yang mungin tidak bisa kami ucapkan satu persatu saya ucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya, saya sangat bangga dengan kalian semua di tengah kekurangan dan keterbatasan kita semua, kalian mampu menorehkan pondasi kebangkitan. Dan kami mohon maaf karena belum terpenuhinya keinginan kalian semua, belum bisa memberikan kontribusi yang optimal tetapi yakinlah kami sangat bersungguh-sungguh dalam memenuhi keinginan kalian semua.


“Perjuangan ini tidak mengenal sikap ganda, ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama perngorbanan dan pengorbanan pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya barang siapa yang lemah memikul beban ini, ia terhalang dari imbalan besar, pejuang dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih sanggup memikul beban perjuangan” (Hasan Al Banna).
Sebagai penutup, saya ingatkan kembali, pekerjaan gerakan mahasiswa jauh lebih berat dari sekedar kumpulan paguyuban lainnya. BEM adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sesuai cita-cita perjuangan Indonesia. Ia harus menjadi jiwa sekaligus pemicu bagi kita untuk memperdalam tiga kekuatan dasar, yaitu: penguasaan ilmu, sensitivitas sosial politik atas problematika umat, dan penajaman analisa akademik kita untuk lebih kontributuf dalam pemecahan masalah kebangsaan dan kerakyatan ini.

V. PENUTUP

Demikianlah Laporan ini kami sampaikan. Semoga ada perubahan ke arah yang lebih baik. Kami sebagai pengurus sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik namun Allah jualah yang menentukan hasilnya. Atas kelalaian dan kekurangan dari kinerja yang kami berikan, mohon maaf sebesar-besarnya dan kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada rekan-rekan yang sudah membantu pengurus dalam melakukan amanahnya. Semoga BEM ke depan dapat menjadi pencetak kader-kader negarawan yang tangguh dan kritis.

Jazakumullahu Khairon Katsir.
Wassalamualaikum Wr.Wb

, Juni 2009
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)
STMIK MIC CIKARANG
T.A 2008 / 2009

Presiden Mahasiswa

Sekretaris

AZMIL FAUZI

NURMALA

Diketahui Oleh :
An. Ketua STMIK MIC CIKARANG RANTAURAPAT

MUHTAJUDDIN DHANNY, Drs
PUKET II Bag. Kemahasiswaan

Powered By Blogger
Web Hosting